Namaku : Elvira Rohmah H
No Pesertaku : 12-119-025
Dari begitu
bangun pagi di kamar lantai atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa
kali saya mengucapakan terima kasih dan rasa bersyukur? Mungkin sudah lima kali
sampai tujub kali. Dalam satu hari? Barapa kali saya berterima kasih dan
bersyukur dalam hati? Berapa kali yang saya ucapakan dengan lantang bersuara
dengan orang lain? Mungkin bias 50 sampai 100 kali, bias jadi lebih, karena
tidak saya hitung.
Tidak praktis
kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan
satu hari? Bahklan ratusan kali? Jawabanyya mudah saja: dengan berterima kasih
dan bersyukur, kita selalau mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan
mencari sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat
segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam
setitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita
mencetak keyakinan (believe) bahwa
memang benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita disadari
oleh keyakinan ini, termasuk presepsi diri kita sebagai personifikasi dari sukses. Lantas, sampai kapan perlu
mengucapkan terima kasih dan bersyukur berpuluh-puluh kali tersebut? Sepanjang
hayat.
Ah, tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian. Sekali lagi
bahwa ini tidak mengajarkan untuk sekses dalam semalam, namun dengan mengubah mindset (pola piker) meka segala factor
eksternal yang sering menjadi atribut orang sukses akan datang dengan
sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterima kasih dan bersyukur tph tidak memerlukan modal uang
maupun sumberdaya apapun. Intinya hanya satu, yaitu kemauan keras untuk
mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang anda dapat dari perbuatan ini
dulu. Jangan pula mengharap nasib akan berubah dalam sekejap. Yang jelas,
dengan mengucapkan rasda terima kasih kepada orang lain tanpa ada rasa
keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan jembatan kita ke dalam hati
orang itu.
“Terima kasih” tidak akan
pernah ditolak oleh orang lain, malah biasanya dasambut dengan senyum lebar dan
hati yang sedikit lebih lembut dari pada sebelumnya. Ini saja sudah merupakan
magnit yang bias membantu kita semua dalam memproyeksikan diri yang sukses ke
luar. Jadi, jika ada keragu-raguan dan
ke-engganan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi luar
biasa, maka sebaliknya anda urungkan niat anda untuk menjadi personifikasi dari
sukses iru sendiri. Amin …
0 komentar:
Posting Komentar